Zaman ini adalah zaman dimana semua orang bisa gampang milih pekerjaan yang dia inginkan, malah yang mungkin orang awam melihat bahwa seorang Juru Masak atau Penjahit adalah pekerjaan kaum Hawa, tapi sekarang coba lihat, kebanyakan Juru Masak di TV itu Laki-Laki dan dari tangan-tangan mereka pun tercipta masakan yang sangat lezat. Penjahit? ok, saya sendiri mengalami bahwa sekarang Penjahit kebanyakan Laki-Laki, Tukang Vermak Celana dekat rumah sama yang keliling, semuanya laki-laki, yang perempuan cuma segelintir. Sekarang pun ada Perempuan yang berpropesi sebagai Supir Taksi, Angkot sampai Truk sekali pun. Mungkin kalian berpikir, yah namanya juga emansipasi. Sekarang pun segala macam baju yang menurut saya cocok untuk laki-laki, kebanyakan di pakai oleh perempuan, sehingga itulah yang menyebabkan Fashion untuk Laki-Laki berkurang.
Satu lagi, ada salah satu Profesi yang tidak akan mungkin digantikan oleh siapapun, mungkin kalian pernah dengar artis-artis yang cerai bilang gini, " Saya bisa menjadi seorang Ayah dan Ibu bagi anak saya". Menurut saya itu adalah statement yg salah.
1. Kodrat laki-laki itu sebagai kepala keluarga, Perempuan? mendampingi Laki-laki tersebut untuk menjalankan Rumah tangga tersebut agar rukun-rukun saja.
2. Selembut-lembutnya seorang Ayah, lebih lembut lagi kasih sayang seorang ibu, karena Ibu lebih merasakan lahirnya anak tersebut dari rahimnya sendiri.
3. Sehebat-hebatnya seorang Perempuan mencari uang, tetap Laki-Laki lah yang mempunyai tanggung jawab menafkahi keluarganya.
4. Walaupun Orang tuanya cerai, anak tersebut memerlukan figure seorang Ayah atau seorang Ibu. Apakah Ibu harus bersusah payah menjadi seorang Ayah, yang sebenarnya terjadi anak tersebut tetap memerlukan Figure seorang ayah.
5. Ada yang bilang Surga itu di telapak kaki Ibu, bukan di telapak kaki Ayah.
Jadi, kesimpulannya, seorang Ibu tidak akan bisa menggantikan posisi Ayah, begitu pun sebaliknya. Walaupun pekerjaan Ibu tersebut sama seperti pekerjaan seorang Ayah, tetap saja Sang Ibu tidak bisa menggantikan Posisi Ayah tersebut, begitu pun sebaliknya.
Sekian dari saya, kalau pusing bacanya bisa nanya kok.
No Response to "Pernah Ngerasain atau Mikir ga?"
Posting Komentar